Saturday, January 5, 2013

A Humble Application Letter To Professor Dumbledore


The Big Durian, 2013

Kepada : Professor Dumbledore
(Order of Merlin, First Class, Grand Sorc., Chf. Warlock, Supreme Mugwump, International Confed. of Wizards)

di
Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry

Dear Professor,
Rekan saya Melisa dari blog SurgaBukuku mengadakan meme bulan Januari untuk acara Hotter Potter dengan tema berandai-andai tentang menjadi guru di Hogwarts. (Oh...kalo Anda belum tahu apa itu Hotter Potter, anda bisa membaca penjelasannya di sini).

Tentu saya tertarik untuk menjawab meme Melissa, lalu saya teringat, kenapa tidak menjawab meme ini dan sekalian melaksanakan niat saya yang sudah lama tertunda? (Iya, niat yang saya maksud itu adalah mengirimkan surat lamaran kerja kepada Anda).

Oh...sebelum saya maju lebih jauh, lebih baik saya memberi tahu dulu bahwa tema meme bulan Januari adalah menjawab pertanyaan ini :
"Jika kamu menjadi salah satu guru di Hogwarts, kamu ingin menjadi siapa? Alasannya?"
Professor, bila pertanyaannya tepat seperti di atas, maka jawaban saya adalah : tidak ada.
Beneran Prof, sumpah demi semua kuping Gargoyle, di dunia mana pun saya ditaro (dunia muggle, dunia Harry Potter, Narnia, Abarat. LOTR, you name it lah), saya selalu pengen tetap jadi diri saya, jadi seorang asdewi. Saya gak pengen menjadi salah satu guru di Hogwarts walo pun Anda dan Professor McGonnagal sangatlah keren dan cetar membahana. #MaafAlaynyaKumat.

Tapi kalo pertanyaannya diganti dengan : "Jika kamu bisa mengisi posisi guru di Hogwarts, kamu ingin mengisi posisi guru di mata pelajaran apa? Alasannya?", naahh saya bisa jawab dengan pasti.
Dan tanpa diragukan lagi, tentu saja saya ingin mengisi posisi beliau.

source
Yak, Anda benar. Beliau adalah Professor Cuthbert Binss, guru  History of Magic di Hogwarts.
Alasan utamanya sih simpel : Karena saya sukaaaaaaa banget sama sejarah.

Okeh...penjelasannya bakal rada panjang, Prof. Tarik nafas panjang dulu ya sebelum baca. *Jangan lupa dikeluarin.*
Jadi gini, semua yang kenal saya cukup lama pasti tahu kesukaan saya pada sejarah. Saking sukanya, sedari kecil saya bercita-cita jadi arkeolog dan pemakai-jas-putih (seperti kerjaan saya sekarang). Tentu, waktu kecil saya berpikir saya akan sanggup menjadi keduanya sekaligus.
Sayang, realita mengajarkan bahwa otak saya tidaklah secanggih itu hingga sanggup menjalani dua profesi yang bertolak belakang secara bersamaan. X) (Etapi tenang aja, Prof. Saya yakin saya kompeten mengajar murid Hogwarts).
Dan sampai lulus SMU, saya masih gak bisa memilih mana  profesi yang lebih saya inginkan. Keduanya sudah diimpikan sejak kecil, keduanya adalah mata pelajaran favorit di sekolah. How could I choose?

Lalu otak saya mencetuskan ide asal : "coba aja daftar dan usaha masuk ke dua fakultas itu dan liat diterima di mana" (yep...memang secuek itu dulu saya menentukan masa depan, Prof).
Maka saya pun mencoba keduanya : Ujian dari negara untuk fakultas pemakai-jas-putih dan bikin semacam paper yang dikirim ke M. University di US sana untuk jurusan arkeologinya.
Yah...melihat profesi saya, jelas sudah saya diterima di jurusan yang mana.
Meski begitu, kecintaan saya pada sejarah tidak pernah benar-benar padam. Dan karena itulah, saya pengen jadi guru sejarah seperti Professor Binns.

Alasan lain kenapa saya ingin mengisi posisi Professor Binns adalah karena saya gemas dengan cara mengajar beliau yang dataaaarrrrr hingga pelajaran yang semestinya paling menarik ini jadi pelajaran paling membosankan.
Sebenarnya, Prof, Ayah itu berperan besar akan kesukaan saya pada sejarah.
Seperti layaknya orang tua jaman dulu, Ayah saya juga suka menceritakan dongeng-sebelum-tidur pada anak-anaknya.
Bedanya dengan orang tua lain yang bercerita tentang si Kancil ato Bawang Merah & Bawang Putih, Ayah saya suka bercerita tentang sejarah. Mulai dari perang lokal seperti Perang Diponegoro dan Perang Padri, hingga ke level internasional seperti revolusi di Perancis dan Rusia.

Dan cara bercerita Ayah itu seru buanget. Ayah bakal bercerita sambil berlakon dan mengubah-ubah nada suaranya. Sebentar dia menjadi Pangeran Diponegoro, sebentar kemudian dia jadi pihak Belanda, lalu jadi pengikut sang Pangeran, macam-macam lah. Kadang Ibu juga turut berperan dalam lakon cerita Ayah, turut memainkan salah satu karakter. Yang namanya sejarah perjuangan, pastilah panjang untuk dikisahkan. Maka, bila orang tua lain menyelesaikan satu cerita dongeng dalam satu malam, Ayah bisa menyelesaikan satu ceritanya dalam beberapa hari, bahkan pernah hampir satu bulan.
Tapi saya menikmati setiap saat dari proses bercerita Ayah yang panjang itu. Gak pernah sekali pun kami bosan dengan cerita Ayah. Dari situ lah saya mengambil kesimpulan kalau Sejarah bisa jadi pelajaran yang seru.

source
Nah Professor Dumbledore, sekarang kita masuk ke alasan saya mengajukan lamaran kerja ini kepada anda (maaf ya kalo preludenya kepanjangan).
Jadi gini, kalo saya keterima kerja di Hogwarts, mestinya Madam JK Rowling akan memberi saya bakat sihir juga toh? (saya yakin begitu).
Nah dengan kemampuan sihir, saya bisa menciptakan sesuatu yang lebih seru dari lakon. Dengan sihir, saya bisa menampilkan secara visual adegan sejarah yang akan diajarkan. Saya bisa menggunakan media lukisan yang bergerak misalnya. Dan lukisan ini akan menggambarkan adegan-adegan yang saya jelaskan pada murid-murid.
Lalu untuk menambah seru, beri efek ilusi seperti 4D. Misalnya saat membahas tentang Goblin Rebellions yang katanya "bloody & vicious", ada efek darah muncrat yang ampe kena ke beberapa siswa (tenang Prof, kita bisa pake semacam sari Murtlap yang dikasi bubuk wantek merah), suara jeritan dan lengkingan para korban, angin yang bertiup, kelelawar yang beterbangan #KayaknyaSalahScene.
Yaa...pokoknya semacam itu lah. Paham dong ya, Prof?

Dan untuk memastikan pelajaran yang saya berikan "nempel" di ingatan mereka, saya sih gak bakal kasi mereka tugas bikin essai panjang.
Nope.
Tugas yang akan saya berikan adalah : membuat sebuah plays/drama singkat #eaaa #UjungUjungnyaLakonJuga.
 Jadi saya akan menyuruh para siswa mementaskan lakon yang berupa reka ulang salah satu peristiwa bersejarah yang dimaksud. Kelas bisa dibagi menjadi beberapa kelompok ato proyek yang dikerjakan 1 kelas (tergantung sebesar apa peristiwa sejarahnya). Dan mereka lah yang merancang semua unsur lakonnya, mulai dari dialog, penataan setting hingga pemilihan aktor yang cocok dan kostum yang sesuai.
Dengan cara ini, mereka akan mengingat nama tokoh-tokoh yang terlibat termasuk ucapan para tokoh tersebut.

Tentu saja, akan ada hadiah untuk siswa/kelompok dengan penampilan terbaik.
Dua belas kantong kacang segala rasa Bertie Botts & Dua belas kotak Coklat Kodok mungkin? Apa? Kurang seru?
Gimana dengan sebotol besar Butterbeer kualitas terbaik? Ow...gak suka Butterbeer?
Oke...kalo ijin khusus bermain seharian di Hogsmeade gimana? Ato sebotol kecil ramuan Felix Felicis?
Aaaahhh....tampak menarik bukan?

Jadi gimana, Prof? Setuju kalo pelajaran Sejarah Sihir juga bisa menyenangkan? Minimal lebih menyenangkan daripada kelas Professor Binns?
Ya, saya yakin Anda sependapat.
Jadi Professor Dumbledore, mana burung hantu yang semestinya dikirimkan ke saya? Apa mungkin dia nyasar?
Anda gak salah menulis alamat saya kan, Prof? Biar saya tuliskan lagi di sini, jadi anda bisa check ulang :
"In the city where hope grows beautifully,
on the street where jasmine blooms prettily,
the place where Alfa & Bravo meet every 7 am/pm
and together they sing do-mi-do-do'-do"
There you go, Professor Dumbledore. Your owl would find me easily now.
I'll wait patiently.
Dan sambil menunggu, saya akan mulai merancang ide-ide berikutnya untuk membuat kelas Sejarah Sihir menjadi seru. Let's make a revolution on History of Magic class. BOOYAHH!!!

Hormat Saya,

signature

(soon-to-be) Professor asdewi
(soon to be) Teacher of History of Magic class
at Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry



PS 1 : Oya Prof, sekadar menghilangkan praduga apa pun, saya tidak berniat mengusir posisi Professor Binss, apalagi sampai berharap beliau dipecat. Jangan ya, Prof. Tapi saya berharap, mungkin kami bisa berbagi kelas? Seperti yang dilakukan oleh Professor Trelawney dan Bane?

PS 2 : Uhm....sebenarnya sih gak penting ada PS 2 ini, tapi rasanya tanggung kalo cuma satu. Anu Prof, kapan-kapan boleh pinjem Pensieves-nya? Ada beberapa memory yang perlu dibuang nih, Prof. Seperti memori tentang sebuah kota berkabut dan seorang bermata bulat dengan sen...Ups...kok malah jadi curhat? Hehehe....Maap, Prof. Jadi boleh pinjam Pensievesnya? Saya yakin boleh ya. #lho

PS 3 : Okay... I should stop making this PS. Have a great day, Prof.



20 comments:

  1. *cekikkan ampe kejungkel* yaampun Dew.....

    ReplyDelete
  2. GUBRAK!!! Yang terakhir malah curhat diaaa... Canggih mbak!! Aturan mbak ngelamar buat jadi guru yang ngajarin nulis kreatif mbak.

    ReplyDelete
  3. @mas ijul : gak mo ikutan ngelamar kerja ke Hogwarts, mas?

    @Nana : nulis kreatif? Nulis cerpen buat posting bareng BBI aja aku ndak bisa T^T #naonsih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaah.. aku juga belom nulis. masih 14 Februari kan ya postingnya?? *procrastinating... procrastinating...*
      Kok mendadak aku jadi sakit perut ya bu dokter??? kakakakkk..

      Delete
  4. Dewi itu kalau disuruh nulis, ga bisa. Tapi kalau dibiarin, ya kayak gini ini.... kewren!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wow...dibilang kewren sama salah satu reviewer kewren-nya BBI. Makasi, des :)

      Delete
  5. Tulisannya bener-bener cetar membahana, mbak Dewi :D
    Semoga surat lamarannya diterima yah #eh

    Makasih partisipasinya & good luck mbak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasi juga buat meme-nya yang seru dan bisa sekaligus jadi ajang curcol ya, Mel.

      Delete
  6. HUAAAA seru banget!!! Semangat mengejar cita2 mengajar sejarah di Hogwarts!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasi atas semangatnya ya. Saya akan terus berusaha. BOOYAH!

      Delete
  7. profesornya berwajah lucu di karikatur....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karikatur mana? Yg di atas? Buat saya sih serem itu mukanya :s

      Delete
  8. Besar harapan saya semoga lamaran anda diterima.

    Saya akan merekomendasikan Anda kepada Prof. Dumbledore begitu saya bertemu beliau.

    Senang mengetahui kalau kita akan menjadi partner di Hogwarts.



    Salam,

    Profesor R.J. Lupin jadi-jadian

    :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah terima kasih, Prof. Lupin.

      Saya tunggu kabar baik dan burung hantu dari anda. Mari kita berpartner sambil mengadakan revolusi di HGogwarts #naonsih X)

      Delete
  9. hahaha..kasian prof. binss nya jangan dipecat,yaa.
    wah, mbak Dewi senior sejawat rupanya.. salam Hippocrates yaa..=))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam Hippocrates.
      Tapi berhubung saya lagi ngelamar ke Hogwarts, gimana kalo salamnya diganti jadi "Draco Dormien Nunquam Titilandus"? *bener gak sih nulisnya?*

      Delete
  10. Enggg... Wi. Si Errol yang kirim surat balasan lamaranmu, semalem jatuh lemas di rumahku. Ku minumin obat kuat biar segera nyampe ke rumahmu bawa suratnya....

    #ngakakguling2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hah? erroll masih dipake?
      Waduh....apa di Hogwarts lagi krisis moneter ampe pensiunan kayak si Errol masih dipake? *prihatin*

      Delete
  11. Ya ampun, aq asli buak random linky-nya mel dan yang pertama kena di mbak Dewi, langsung mules ngak tahan bacanya :D klo mau pensiun dini jadi dokter, nulis aja mbak, kita-kita bakalan beli klo tulisan model begini ... obat stress

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ehm....ini bukan saran pertama sih untuk beralih karir. Dipertimbangkan deh buat kalo pensiun ntar #gayaaanyaaaaaaa X))

      Delete