Wednesday, December 19, 2012

Always You

Judul : Always You
Penulis : Kirsty Moseley
Genre : Young Adult
Rating : 1 of 5 stars


Tiap abis kasi 1/2 - 2 star review ke sebuah buku, saya jadi penasaran pengen baca buku lain karya pengarang tersebut. Pengen tahu aja buku berbintang rendah itu apa karena saya beneran gak satu selera dengan pengarangnya ato cuma kebetulan buku itu aja yang saya gak suka.

Begitu juga dengan Kirsty Moseley ini. Buku pertamanya yang saya baca kurang memuaskan, tapi saya bisa melihat ada potensi di sana. Maka dengan semangatnya saya mulailah membaca buku ini, dan ternyata...

Okeh...sebelum saya mulai ngoceh gak jelas, mending saya kasi tau dulu ceritanya kayak gimana. Some spoilers here, so beware.

Riley & Clay sudah bersahabat dari kecil. Clay yang playboy tapi guanteng abis itu sebenarnya naksir Riley dari dulu, tapi si RIley gak nyadar. Semua berubah setelah Riley liburan sebulan dan gak ketemu Clay sama sekali. Saat itu dia mulai merasakan perubahan perasaannya pada Clay.

Awalnya Riley denial dengan perasaannya ini, bahkan waktu mereka udah making out sekali pun. Sampe akhirnya Clay mengakui kalo dia udah cinta Riley dari dulu. Thus dimulailah hubungan mereka.
Apa konfliknya?

Konfliknya ada pada Blake, mantan senior Clay di klub football dulu. Blake & Clay dulunya bersaing di tim football, dan sekarang mereka bersaing memperebutkan hati Riley. Ketika Riley memilih CLay, Blake pun gak rela. Dia berubah jadi stalker bahkan sampe ke titik dia nekat menculik Riley.

Udah segitu aja ah sinopsisnya. Males kasi cerita lebih panjang #eh

Kesan setelah baca buku ini? Hampir sama dengan kesan setelah baca The Boy Who Sneaks in my Bedroom Window, kecuali bagian judulnya itu.

Sama kayak di The Boy Who Sneaks in my Bedroom Window (TBWSimBW), covernya masih keren. Dan kali ini lebih jelas lah maknanya apa.

Tapi sama kayak di TBWSimBW juga, kalimat-kalimatnya terlalu cheesy. Kalo di buku sebelumnya, kata "hot ass" paling sering muncul, dibuku ini 3 kata "i-love-you" lah yang paling mendominasi. Serius, mulai bab 8, 3 kata itu bisa ditemukan minimal 1 di TIAP HALAMAN! Saying i-love-you is nice and sweet, but overdo it and you'll look like a freak.

Kalimat cheesy nan gombal lain gak perlu lah saya tulis di sini. Cukuplah dipahami bahwa kalo di TBWSimBW saya khawatir kena diabetes, di buku ini saya malah mual banget saking udah kebanyakannya disuguhin yang manis tapi garing.

Oh dan jangam lupakan grammar mistakes yang udah ada di buku sebelumnya dan ada juga di sini.
Saya bukan native english (iyaaa...ngakuuu....english saya kacrut abis), tapi bahkan dengan kadar kacrut saya pun saya merasa terganggu dengan grammar mistakes di buku ini.

Ceritanya pun....gak realistis.
Idenya sih lumayan, tentang 2 sahabat yang kemudian saling jatuh cinta. Oh...I know that kind of story very well. Tapi apa Riley dan Clay beneran sahabat? Entahlah. Kadang susah dibedain apa mereka beneran sahabat ato bestfriends with benefit.

Contohnya :
- di buku ini gak perlu lagi sneak through window, karena orang tua Riley dengan pengertiannya mengijinkan Clay nginap di kamar Riley sejak mereka kecil.
Okeh...saya juga punya sahabat cowok dari SD, dan udah gak terhitung berapa kali kami nginap bareng.
Tapi sejak kami kelas 5 SD pun, kami udah gak diizinkan tidur sekamar, apalagi seranjang kecuali mendesak.

- bestfriends tapi hobinya bikin hickey dengan alasan "marking teritorry"? That's weird.

- bestfriend tapi pelukannya sampe rada digendong dan kaki melingkari pinggang cowok? Really weird.

- bestfriend tapi making out to the point of dry hump? Jeez...what's wrong with you two?

- ada adegan Riley, Clay dan teman-teman mereka weekend getaway ke Vegas dan bokapnya Riley dengan santainya kasi US$ 100 dengan pesan dihabiskan di casino. Serius? Ngasi USD 1000 ke anak 17 tahun cuma buat dihabiskan di meja judi? Ditambah Clay dengan kebetulannya memenangkan USD 170.000 di mesin blackjack. Whaaatttt??? Bahkan penjudi senior juga belum tentu seberuntung itu. Beginner's luck? Maybe....but just too much.

- Spoiler nih ya : nanti Riley dan Clay nikah di Vegas. Dan bukannya freaking out besoknya, keduanya malah girang dan berpikir untuk serius membangun rumah tangga. Termasuk ampe nyari apartemen sendiri and bla bla bla. Heu??? 17-18 tahun???
Again...saya tahu itu mungkin.
Tapi...too much.

Masih banyak daftar keanehan yang sulit diterima otak saya yang cetek ini, tapi sudahlah. Lagi gak mood ngoceh panjang (segini gak panjang, wi?)

Sebenernya ada beberapa scene yang "kena" di buku ini, contohnya waktu Riley berusaha meyakinkan Clay bahwa dia menerima Clay apa adanya sekali pun dia lumpuh nanti (ups...spoilerkah ini?). Sayang, bukannya fokus di scene bagus semacam itu, Moseley malah memilih berfokus di adegan making out yang bertaburan di buku ini. Is this some kind of a soft porn?

Ada 1 hal yang bisa saya sukai dari buku ini, yaitu character developmentnya. Riley yang ada di halaman awal dengan Riley di bab terakhir sungguh pribadi yang jauh berbeda. Kedewasaan dan ketangguhannya terasa.
Untuk Clay sih gak terasa perubahan signifikan. Tapi emang sebanyak apa sih karakter yang dari awal diplot manusia sempurna bisa berkembang lagi?

Lalu sekarang, apakah saya tertarik membaca buku Moseley yang lain?
Hmm...gak tahu kalo nanti berubah ya, tapi untuk sekarang sih rasanya cukup 2 ini sajalah.

4 comments:

  1. Dasar kepo kau, Dew. Aku baca Beautiful Disaster dengan tema yg mirip begini, sudah ogah baca buku selanjutnya. No second chance. #tsaaaahhh... ;)

    ReplyDelete
  2. ahaaha. Nemuuu aja buku kacrut.

    ReplyDelete
  3. Dangkal bgt yak~ dan serius beneran ga masuk akal ceritanya

    ReplyDelete
  4. @Mbak Lila : hahaha....emang aku orangnya kepo, mbak

    @Nana : uhmm...belum sampe ke level kacrut sih ini

    @Oky : Iya. Dangkal. Padahal ide dasarnya menarik. Sayang aja penulis terlalu keras bikin cerita dengan karakter sempurna yg gak realistis

    ReplyDelete