Thursday, October 18, 2012

The Boy Who Sneaks in my Bedroom Window

Data Buku :

Judul : The Boy Who Sneaks in my Bedroom Window
Penulis : Kirsty Moseley
Published : April 2012
ISBN13 : 2940033206711
Bahasa : Inggris
Format : ebook

Amber dan Jake punya ayah yang abusive. Suatu malam, saat Amber menangis di tempat tidurnya setelah dipukuli sang ayah, datang seorang bocah lelaki yang menenangkan tangisnya dan menemaninya tidur sampai pagi. Bocah itu adalah Liam, tetangga sebelah rumah juga sahabat Jake.
Cerita maju 8 tahun kemudian.
Orang tua Amber telah berpisah setelah si ayah mencoba memperkosa Amber (untunglah bisa digagalkan oleh Jake dan Liam). Kejadian itu meninggalkan trauma pada Amber. Dia tak nyaman dengan sentuhan bahkan dari teman ceweknya sekali pun. Anehnya, trauma ini tak berlaku pada ibu, Jake dan Liam.
Bahkan, selama 8 tahun ini dia selalu tidur bersama Liam (tidur beneran lho). Singkatnya Amber sama Liam jadian.
Dan dimulailah hubungan mereka yang manis itu.
Konflik utama muncul ketika ayah Amber kembali dan ingin mengganggunya lagi.

Saya pengen banget kasih bintang yang lebih tinggi untuk buku ini. Swear, pengen banget. Tapi setiap saya bisa memaafkan satu kekurangannya, maka muncul lagi segebung kekacrutan di buku ini yang bikin saya #tepokjidat.

Ayo kita bahas! (btw ini bakal panjang banget lho, FYI aja sih).

1. Judul
Dimulai dari judulnya yang panjang buanget itu. Okelah...judul panjang sih gak papa. Masih ada buku lain yang judulnya lebih panjang (eh iya kan ya?). Buat saya sih, masalahnya ada di arti judul itu sendiri. Dari judul itu aja, pembaca udah tahu ceritanya bakal tentang apa. (Q: Tentang cowo yang nyusup lewat jendela kan? A: MENURUT NGANA?). Udah saingan sama koran erotis deh dari segi "kejelasan" ceritanya.
Kayak gini contohnya :
Image and video hosting by TinyPic

Ato ini :
Image and video hosting by TinyPic

Got what I mean?

Ini penulis dan editornya kehabisan ide ato emang males nyari judul yang lebih keren? Coba belajar bikin judul sama novel The Fault In Our Stars ato Extremely Loud & Inredibly Close.

2. Cover
Tapi judul aneh termaafkan karena covernya yang cuantek itu. Saya paling suka cover dengan nuansa hujan. Adanya siluet "love" di jendela basah itu semakin menambah suasana sendu dan romantis.
Sayang, saya malah merasa ketipu sama tuh cover. Kirain bakal bersetting di musim hujan gitu. Ini mah boro-boro musim hujan, sekadar gerimis numpang lewat aja gak ada.
Boro-boro gerimis numpang lewat, adegan langit mendung juga gak nongol biar cuma sekali. 
Boro-boro langit mendung, bahkan...oh oke...you get my point already.

3. Gaya penulisan
Gaya penulisan, diksi, ato apapun lah itu namanya, buat saya sih mentaaahh banget. Ya emang gak semua buku kudu pake bahasa puitis nan berbunga-bunga. Saya pun kurang demen sama bahasa puitis kecuali emang ceritanya mendukung. Berhubung ini novel remaja, gaya bahasa casual pun cukuplah. Tapi mbok ya jangan se-"polos" itu juga.
Semua hal dijelaskan dan diceritain sama penulisnya. Apa dia meragukan level intelejensia pembacanya?
Rasanya kayak baca diary curhat anak SMA. Curiga jangan-jangan si penulis minjem diary anak SMA beneran, trus dipoles dikit, kasi karakter yang bikin melting, ending dramatis, trus jadi deh 1 draft novel.

Saya juga gak suka dengan "kekreatifan" penulis dalam memilih kata ato mendeskripsikan sesuatu. Tampaknya bagi Moseley, deskripsi seksi serta cakepnya seseorang itu hanya bisa diliat dari how-hot-her/his-piece of ass-is.
-"Hey, Ambs, did you ride in with hot piece of ass one and two again today?”
_"Apparently, I just want to tap your very fine ass,” he said
Okay, total count of ass-word is 91 in this book. I don't need to quote all of it.

Geez...what's with ass and the author?
Does she has some fetish with ass? Ya gapapa, haknya dia kok itu. Tapi gak usah juga ngajak pembacanya ikut-ikutan sama fetish dia ya.
See...I love hot asses too. Winnie The Pooh's ass is a winner there. Followed closely with Channing Tatum's. But you don't see mee talk about it the whole time.
Oh wait! I just did!
But at least I'm talkin only in this part of the review, not in all the books like Moseley did. *meh! Lame excuse, I know*

Image and video hosting by TinyPic
See how hot his ass?

Image and video hosting by TinyPic
So nice even when he's little *kok jadi creepy ya?*

Okay...moving on.

Kata lain yang ganggu karena sering dipake adalah "purred".
“Hi, Liam,” she purred in her sexy voice.
“I missed you last night,” he purred.
He purred. She purred. They purred. Why...why everyone in this book has to "purred"? Why can't they speak normally?

Lalu Moseley juga gak kreatif dalam hal membuat variasi penggunaan kata "smile".
bHe smiled his flirty smile at me.
He smiled that sexy little smile at me.
Why he has to smile like that all the time? Why can't Moseley write another kind of smile? We know already that Liam James is sexy and flirty. The author need not to tell us again about it on every chance that she got.

4. Ide Cerita

Ide cerita sebenarnya bagus sih. Si Amber-nya dianiaya oleh ayahnya sendiri, hampir diperkosa pula hingga membuat dia gak suka dengan "sentuhan" apalagi kalo "sentuhan"nya bersifat intim. A traumatic heroine, a ruined one. That's good and kinda new. Rata-rata cerita roman (harlequin sih) kan yang "ruined" itu male lead-nya.

Lalu si Amber ini punya guardian angel, yang sabar, cinta mati dan selalu berpendapat Amber adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Wow!
Waktu akhirnya Amber dan Liam jadian, saya berharap lebih pada buku ini. Tampaknya buku ini menjanjikan cerita yang seru karena saya jadi tertarik mengetahui bagaimana Liam bisa "menyembuhkan" trauma Amber.

Sayang, saya kembali kecewa. Karena terapi Liam adalah : "making out". Lots and lots of making out, ampe si Amber jadi terbiasa. Ya gapapa juga sih making out sering-sering. Toh mereka emang masih remaja, di saat horny eh hormon lagi tinggi-tingginya.
Kecewanya sih di bagian "yah-kok-making-out-doang-sih". Kirain bakal ada terapi khusus apa gitu, ke psikolog ato psikiater kek, shock therapy kek, hypnotherapy kek ato apalah.

Trus bagian "menuju puncak"nya juga kok ya gitu amat dan gitu doang ya :|.
Maksud saya, hampir setengah buku dihabiskan dengan baca gimana serunya Liam dan Amber making out, tapi pas adegan puncak (when it's finally happened) kok yah lewat gitu aja. Yaaa...saya juga gak ngarep adegan detail sih (emangnya ini EA?), tapi mbok ya jangan juga adegan puncaknya cuma ditulis dalam 1 kalimat dong ah. Rasanya kayak sebel waktu mangga yang udah dirawat dari masih kecil, tau-tau pas udah matang dan siap petik, eh malah diembat sama tukang bakso langganan (Iyeee...ini curhat. Hiks...manggakuuuuu T_T).

Ato kayak lagi seru-serunya "nujes", tahu-tahu musti interuptus karena ada panggilan darurat dari RS (Hey...it's true story!).
Kenapa saya bisa tahu?
 Coz it happened to one of my "bos".
Ceritanya waktu saya nelpon untuk ngelaporin pasien dan baru bilang : "Selamat malam, dok. Dari IGD RS X. Ada pasien.."
tau-tau langsung dipotong beliau dengan nada keras : "APAAN SIH? COITUS INTERRUPTUS NIH!!!"
Saya : engg...#kemudianhening.
*I really didn't know what to say. What should I say cobaaa? Apa saya harus pura-pura gak dengar? Ato jawab dengan nada kalem : "Oh maaf mengganggu, dok. Sila dilanjut. Nanti saya telpon lagi kalo udah beres ya." Ato nanya sambil cengengesan : "Hehehe...lagi sibuk ya, dok?" Yang manaaaaa??? O_o*
Untung sebelum saya sempat galau, sang "bos" berdeham dan melanjutkan dengan nada berwibawa : "Jadi kenapa tadi pasiennya?"
Yah...menuju puncak yang gagal, indeed.

Lalu plot cerita buku ini juga ketebak banget. Jadi ceritanya ntar tuh bokapnya Amber balik ke kota mereka dan mengancam ketenangan hidup Amber dan Jake lagi, bahkan ampe bikin Liam berurusan sama polisi. Dan Amber pun kepikiran bikin jebakan buat menolong Liam dan mengusir si bokap selamanya. Masalahnya, jebakan yang dia pake itu kacangan dan cemen banget. Saya malah heran, kok si bokap gak curiga acan-acan sih? Ini si bokap yang kelewat polos ato saya yang kebanyakan nonton sinetron kacangan?

Saya juga gak suka sama ending untuk si bokap. They let him free? Iya, saya bisa ngerti klo mereka gak mau terlibat lagi sama si bokap. But can't they at least do something when they're adult, like send him to police? They let a child molester free so that he could molest and even rape another kid someday.


My thought:   



iya, saya tahu kok si bokap dipenjara. Tapi karena kasus yg berbeda. Di US itu, hukuman untuk pelaku child molester/rapist lebih keras daripada hukuman penipuan. Apalagi hukuman dari segi sosial. It can be said that once you're being labeled as a child molester/rapist, then your social life is doomed


5. Karakter

Dan mungkin inilah faktor yang paling bikin eneg sekaligus paling sweet dari buku ini.

Mari kita mulai dari karakter pendukung yaitu rekan-rekan sekolah Liam, Amber dan Jake.
Dikisahkan Liam dan Jake ini popular banget. Semua cewek pengen "get in their pants" dan semua cowok pengen temenan sama kedua orang ini.
Errr....asa gimana gitu ya. Not real.
Tapi okelah soal itunya.
Yang ngenganggu sih betapa horny-nya cewek-cewek SMA itu. Iya, saya emang bilang umur segitu wajar kalo BT (nope..bukan BT yg artinya bad temper itu). Tapi kan gak juga ya setiap cewek di sekolah (kecuali Amber tentunya) sodor-sodorin dadanya ke Liam ato grepe "aset pribadi"nya Jake.
“You need to have a word with your friend, seriously, she just grabbed my dick!”

She wrapped her dirty little arms round my boyfriend’s waist, looking at him with her come to bed eyes.
Itu sekolah apaan sih? Sekolah khusus yang isinya slutty and skank gitu? (Hey...Amber yang bilang cewek-cewek itu skank, bukan saya).

Oke...settingnya emang di US, yang budayanya beda sama Indo. Tapi bahkan di US sekalipun, gak semua siswinya semurah itu kok.

Lalu kita bahas karakter pendamping utama : Jake.
Saya suka sih sama Jake, perannya sebagai kakak yang overprotective ke Amber tuh mengharukan. Dia selalu siap menolong si adik kapan pun, bahkan ampe rela pasang badan demi Amber. He really is the best brother in the (book) world.
Cuma yah belakangan kok peran dia kebanyakan menggeplak kepala temannya yang mulai flirting ke adiknya sambil teriak : "Dude, little sister!".
Naon coba maksudnya sih?
But still, I like him. He made this book bear-able for me. He had one moment of weakness which made me want to pukpuk him that time. Hiks...bahkan ksatria terbaik pun berhak untuk berdarah.

Mengenai 2 karakter utama : Liam James dan Amber Walker.

Oke, Liam itu emang sempurna : ganteng, hot ass (penting banget ini disebut ulang), setia, cerdas, responsible, ah sebut semualah pasti Liam punya.
He did many sweet things too. Lihat bagaimana dia bisa menenangkan Amber dan menghapus mimpi buruknya dengan memeluk Amber sepanjang malam selama 8 tahun. Nice!
Ato gimana dia gak bisa tidur nyenyak kalo gak bareng Amber. Romantic!
Ato waktu dia beneran ngecek ke seluruh penjuru kamar Amber untuk mastiin gak ada zombie di kamar itu. Wow...so caring! (or so stupid, you choose).

Tapi saking sempurnanya jadi kerasa kalo ini fiksi abis. Saya bisa tahan sama Liam di bab awal, tapi setelah jadian dengan Amber, dia berubah jadi cowok yang setiap omongannya selalu bikin melting, tapi juga amat sangat cheesy.
Coba baca kutipan ini :
“Don’t remind me about my former life without you, Angel. I’ll have nightmares,”
===> Aww...bikin klepek klepek deh.
“I’ve been crazy about you since the first time I saw you, Angel. All this time it’s only ever been you.”
===> Liam, you know that is too cheesy, don't you?
“What if I said I didn’t believe in having sex before marriage?” I asked. 
“Then I’d say how about we get married as soon as you’re old enough. Eighteen is the legal age, right?” he replied.

===> Ugh...too much sweet is bad for your health. I don't know about Amber, but I kinda have a tootache here just by reading all your words, Liam dude.
“The first time I saw you I thought you were an Angel straight from heaven. You were so beautiful that you took my breath away. You still do, every day.”
===> Gubraks! Did I just say toothache? No...scratch that. I think it's a diabetes. Chewing all these overloaded sweetness must have some effect to blood glucose. Should have a blood check soon.
“Angel, you couldn’t possibly be any hotter, trust me. That would be illegal,”
===> Forget that blood check! No time for that. Better prepare for an insulin, just in case. Where do I put it?
I didn’t want to leave Amber even before we got together, but I don’t even think I’d survive it now that I finally had her.
===> Okay...Where's that darn insulin?
“She was the only thing I needed. If everything else went away tomorrow, the big house, all the cars, the money, I wouldn't care. As long as I still got to hold her every night, I would still be the luckiest guy in the world.”
===> No use for insulin now. Mana oksigen? Oksigeeennnn!! Sekalian bawain ventilator dan defib deh. Sapa tahu butuh! #yakali

Yeah ladies & gentlemen, here I present you Liam James. He beats Willy Wonka in sweet departments (and we know Wonka has all kind of sweets in the world). But need no worry! I've prepared everything in case you're intoxicated by his sweetness. (Trivia: how many times I used the word sweet?)
Oh...and please allow me to remind you that he's just 18.

Yah sebenarnya sih gak ada yang salah dengan kelakuan Liam. Seandainya si Liam 10-15 tahun lebih tua aja, dengan sikap kayak gitu, dia bisa jadi gentleman sejati. Tapi semua omongan permen itu, sewaktu remaja, rasanya jadi lebay abitch.

Sekarang ayo kita beralih ke Amber.
Sebenarnya saya pengen banget bersimpati lebih banyak ke cewek ini. Masa kecilnya pasti sulit deh. Untunglah Amber gak trauma berkepanjangan. Tapi masalahnya, saya sulit bersimpati sama dia.
Amber tuh annoying dan childish pula.

Lalu katanya dia gak nyaman dengan sentuhan, tapi toh dia bisa betah belajar dance yang pastinya full body touch. Katanya trauma sama hal-hal yang berbau seksual, but she's okay waking up to a guy's boner for 8 years.

Trus si Amber ini bebal ato apa sih? Waktu Liam "nembak", dia yang langsung suudzon gitu. Please deh, ber! Itu si Liam dari awal buku juga udah kasi kode kalo dia suka sama loe. Y U NO GET THE CLUE?

Dan ugh...semua ketakutannya bahwa Liam bakal gak kuat selibat itu annoying. Kalo baca dari curhatnya Amber, kamu bakal mikir si Amber ini niat bikin Liam selibat selama berbulan-bulan bahkan ampe tahunan. Eh ternyata cuma seminggu aja dong.
AIS! (ini versi Indonesianya dari WTF ya).

Tapi yang paling ganggu adalah nggak konsistennya karakter si Amber. Di awal, dia bilang gerah ngeliat kelakuan horde of skanks yang nempel mulu ke Liam dan Jake. Lalu kenapa belakangan dia juga ikutan jadi skank?
I purposefully swayed my ass, trying to look sexy; it must have worked because three boys from my history class whistled at me and made a comment about my sexy booty. I rolled my eyes. Boys!
What? Kurang slutty?
Gimana dengan kelakuan Amber yang masukin duit dengan tangannya (literally) ke dalam celana Liam?
Oke...Liam emang pacarnya. Terserah Amber mo diapain juga, dicemek-cemek ampe semek juga boleh (taela bahasa guweee). Tapi ya nggak perlu dilakukan di tempat umum dan depan siswa satu sekolah dong!
Seriously Liam & Amber, stop all that PDAs. It's corny and cheesy.

Buku ini memang punya beberapa kelebihan yang menyenangkan kala dibaca.
Bahkan hal yang dianggap absurd dan gak real oleh pembaca lain pun masih bisa saya tolerir. Seperti fakta orang yang pacaran dari SMA dan langgeng seterusnya. Banyak kok yang kayak gitu. Om dan tante saya pacaran dari masih SMP malah, awet ampe sekarang.
Juga betapa seriusnya Amber dan Jake dan adegan-adegan lebay mereka. Yaaa namanya juga masih umur segitu. Emang kelakuannya masih lebay dan gombal lah. Waktu yang membuktikan apakah segala kegombalan itu tulus ato nggak.

Sayangnya, semua toleransi yang saya berikan, gak bisa menutup fakta akan segepok kekacrutan yang menyertai.
Dan saya sempat bingung kasi rating.
I'd give Liam James & Jake Walker 4 or 5 stars out of 5.
But this book isn't solely about them. And I rate a book, not them.
Saya gak bisa bilang suka sama buku ini. Jadi 3 bintang jelas gak memadai.
Dua bintang yang artinya it-was-okay menurut standar goodreads? Clearly, I'm not okay with the ending.
Jadi ayo kita berdamai di 1,5 bintang saja, sebagai penghargaan untuk covernya.

9 comments:

  1. hahahaha, sering liat iklan itu di fb,
    ah nggak seru ah kalo cuman make out doang *dikeplak* :))

    ReplyDelete
  2. Gw baca sample buku ini, nyelesein bab 1 pun gw ga sanggup. Like you said, cara nulisnya mentah bgt. Your review made me laugh, btw :D

    ReplyDelete
  3. @Sulis : Muahahaha....jangan dibandingin sama buku kipas lah, lis. Jauuuhhhh....

    @Marcelle : Hahaha...emang mentah banget sih penulisannya. Berasa yg nulis anak SMA juga. Tapi karena itu bacanya jadi cepet sih

    ReplyDelete
  4. *ngakak baca iklannya*

    kayaknya saya ngasih bintang 2 untuk buku ini. padahal di GR bintangnya rata2 4 atau 5

    ReplyDelete
  5. @mbak Desty : Iya, mbak. Kupikir bakal bagus karena rating di GR tinggi. Beberapa teman GRI pun kasi rating tinggi

    ReplyDelete
  6. *** deh buat revew-nya. niat abis

    ReplyDelete
  7. Aku sempet ngira ini buku horor loh... O.o

    xDD

    ReplyDelete
  8. @anonymous : saya mah selalu niat klo bikin review :p

    @tika : hahaha....pasti tertipu gegara cover

    ReplyDelete
  9. err, sbnernya tertarik mau baca buku ni, tpi stlah baca reviewnya dewi aq malah jadi malesia...gr2 itu para tokoh too good to be true n over protective *sigh* dan ceweknya yg err, that u call her stupid?

    ReplyDelete